Rabu, 20 Januari 2016

Makalah Bioteknologi Molekuler

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Bioteknologi bukanlah hal yang baru. Bioteknologi sudah ada sejak ditemukannya proses fermentasi. Akan tetapi, bioteknologi tersebut adalah awal dari bioteknologi konvensional atau bioteknologi yang bersifat tradisional.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip – prinsip ilmiah melalui penelitian, sehingga dapat dikembangkan dengan lebih maju dan modern untuk menghasilkan produk – produk yang lebih berkualitas, berjumlah banyak, dan bervariasi.
Penerapan metode – metode baru dalam bioteknologi seperti rekayasa genetika dan rekayasa biokimia adalah bentuk temuan yang dapat diklasifikasikan dalam bioteknologi modern. Bioteknologi modern dapat mendukung terciptanya produk – produk baru yang lebih mutakhir.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang bioteknologi modern dan kaitannya dalam beberapa aspek kehidupan, sehingga dapat memberikan penjelasan yang akan memunculkan kesimpulan mengenai perbedaan dan perbandingan terhadap materi sebelumnya, yaitu bioteknologi konvensional.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bioteknologi dan bioteknologi modern?
2.      Apa saja yang menjadi ciri dari bioteknologi modern?
3.      Apa saja teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern?
4.      Bagaimana peran bioteknologi modern dalam beberapa aspek kehidupan?
5.      Apa saja contoh dari hasil atau produk bioteknologi modern?

1.3              Tujuan
1.      Mengetahui bioteknologi modern dan hal – hal yang terkait dengan bioteknologi modern.
2.      Mengetahui peranan bioteknologi modern dalam beberapa aspek kehidupan.
3.      Mengetahui produk atau hasil dari bioteknologi modern.


1.4              Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menggunakan metode literatur dan studi kepustakaan melalui media cetak dan media elektronik. Referensi makalah ini bersumber dari buku Biologi Kurikulum 2013 penerbit Erlangga dan buku pendamping Biologi Kurikulum 2013 penerbit Intan Pariwara.  Kami juga memperoleh sejumlah informasi melalui media elektronik seperti web, blog, dan perangkat media lainnya yang terdapat diinternet.

1.5              Sistematika Penulisan
Adapun makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bab pendahuluan terbagi atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sementara itu, bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan bioteknologi modern. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan), dan  logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Dalam arti luas, bioteknologi ialah memanipulasi organisme atau komponen organisme tersebut untuk melakukan tugas – tugas praktis atau menghasilkan produk yang bermanfaat. Dengan kata lain, bioteknologi merupakan pemanfaatn organisme dan agen-agen biologis untuk menghasilkan barang atau jasa untuk kepentingan manusia. Hal itu berhubungan dengan pemanfaatan organisme atau komponen selulernya secara terarah dan terkontrol yang melibatkan multidisiplin serta merupakan palikasi terpadu antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler, rekayasa genetika, dan teknik kimia.
Menurut Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi diartikan sebagai penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu dengan tujuan untuk penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang dibiakkan. Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat sekarang biasa untuk rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan usaha mengubah atau memanipulasi bahan atau materi genetik organisme secara invitro dengan menambah, mengganti, mengurangi, atau memodifikasi gen sehingga didapatkan organisme dengan ciri kemampuan yang baru. Gen-gen yang digunakan untuk rekayasa genetik dapat berasal dari organisme sejenis atau organisme yang berbeda jenis tanpa mengenal batas spesies. Rekayasa genetik dilakukan dengan cara yang disebut teknik rekombinan DNA.  Teknik ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan peralatan yang canggih.
Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah penggunaan  biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut.
  1. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
  2. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
  3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Objek kajian dan aplikasi bioteknologi mulai dari produksi makanan yang difermentasi, bahan kimia berupa antibiotika, enzim, etanol, asam cuka, asam sitrat, hingga produksi energi seperti biogas, fiksasi nitrogen, dan penemuan minyak. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan dan hewan.

2.2       Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi molekuler dan sel untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi modern berdasarkan pada rekayasa genetika dan rekayasa biokimia.
Rekayasa genetika adalah teknik pengambilan gen tertentu untuk menghasilkan organisme yang memiliki keunggulan secara genetik. Sedangkan, rekayasa biokimia seperti penggunaan tangki reaktor untuk pertumbuhan mikroorganisme untuk proses biologis tertentu supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain. 
            Di dalam dua dekade belakangan ini telah terjadi beberapa peristiwa penting yang mendorong kemajuan dalam bioteknologi modern, yaitu sebagai berikut.
  1. Meningkatnya harga bahan bakar fosil (bensin, minyak tanah, maupun solar) yang sangat tajam.
  2. Pemakaian enzim – enzim ligase dan endonuklease yang dapat memotong DNA dan menyambungkannya kembali sehingga menghasilkan rekombinan baru dengan tujuan untuk memamanipulasi gen secara buatan.
  3. Penemuan oleh Kohler dan Milstein (1975) yang memproduksi antibodi monoklonal dari memfusikan limfosit, myeloma, dan sel tumor.

2.2.1    Ciri-ciri Bioteknologi Modern
  1. Mulai berkembang sejak ditemukan DNA.
  2. Organisme  atau  mikroorganisme  digunakan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja genetik suatu organisme yang bermanfaat bagi manusia.
  3. Peralatan yang digunakan sudah modern.
  4. Pemanfaatan mikroorganisme ditambah dengan teknologi modern.
  5. Steril, mampu memproduksi banyak dalam waktu cepat, dan kualitas terstandardisasi.

2.2.2        Teknik Yang Digunakan Dalam Bioteknologi Modern
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk menghasilkan organisme transgenik. Organisme transgenik adalah organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.  Beberapa prinsip dasar dalam rekayasa genetika, yaitu  1) DNA rekombinan, 2) fusi protoplasma, dan 3) kultur jaringan.
A.    DNA Rekombinan
kuliah-7-teknologi-dna-rekombinan-13-638
Bioteknologi modern juga digunakan untuk merekombinasi DNA. DNA dipotong kemudia disambungdengan DNA baru yang membawa sifat unggul. DNA baru hasil penggabungan inilahyang disebut DNA rekombinan.
     Tahap-tahap pembuatan DNA Rekombinan
  1. Mula-mula orang mencari DNA unggul, misalnya diambil dari makhluk hidup lain atau membuatnya. Orang pada saat sekarang sudah berhasil membuat DNA ini.
  2. Menyiapkan wahana (vektor), yaitu alat untuk memasukkan DNA itu ke dalam makhluk hidup yang akan diubah sifatnya. Wahana biasanya berupa virus atau plasmid dari bakteri. Plasmid adalah DNA yang bentuknya melingkar, terdapat di luar DNA inti bakteri. DNA plasmid mampu keluar masuk sel dan bisa bergabung dengan kromosom sel organisme lain.
  3. Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel.
  4. Kloning (perbanyakan) DNA rekombinan. DNA yang sudah dimasukkan ke dalam sel, diperlakukan sedemikian rupa sehingga bakteri yang dimasuki DNA itu menggan-dakan DNA tersebut di dalam selnya.
  5. Memelihara sel agar menghasilkan produk ang diinginkan, sesuai dengan sifat yang dibawa oleh DNA yang disisipkan.
Makhluk hidup yang telah disisipi sifat (DNA) baru biasanya akan memiliki sifat baru itu. Makhluk hidup yang demikia itu disebut makhluk hidup transgenik (GMO=Genetic Manipulating Organism).

B.     Fusi Fotoplasma
Fusi protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama (organisme berbeda) dalam suatu medan listrik. Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui tahap-tahap:
  1. Menyiapkan protoplasma dari sel-sel yang masih muda karena dinding sel tipis serta protoplasma yang banyak dan utuh
  2. Mengisolasi protoplasma sel dengan cara menghilangkan dinding selnya dengan menggunakan enzim kemudian dilakukan penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali
  3. Protoplasma yang didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
Fusi protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk menghasilkan  hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel pembentuk antibody dan sel mieloma. Sel pembentuk antibodi ini adalah sel limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi seperti sel-sel limfosit B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan antibodi yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu antigen. Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.


C.    Kultur Jaringan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya adalah bibit unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan bibit unggul dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan lain.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.

Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu :
  1. Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
  2. Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol.
       Media yang digunakan terdiri atas:
  • Unsur-unsur atau garam mineral: Unsur makro: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Unsur mikro: Zn, Mn, Mo, So.
  • Asam amino, vitamin, gula, hormon, dengan perbandingan tertentu.
  • Media cair; bahan-bahan di atas dicampur akuades.
  • Media padat; bahan-bahan di atas campur dengan agar-agar.
Media cair dan padat tersebut kemudian disterilkan dengan menggunakan mesin khusus yang disebut dengan autoklaf.
  1. Simpan di tempat yang aman pada suhu kamar, tunggu untuk beberapa lama maka akan tumbuh kalus (gumpalan sel baru). Bisa juga selama pemeliharaan dilakukan pengocokan dengan mesin pengocok yang bergoyang 70 kali permenit. Pengocokan dilakukan selama 1,5 - 2 bulan. Tujuan dari pengocokan adalah untuk merangsang sel-sel eksplan supaya giat bekerja dan memperlancar proses  persiapan zat dan penyebaran makanan merata, serta menjamin pertukaran udara lebih cepat.
  2. Kalus yang tumbuh bisa dipotong-potong untuk dipisahkan dan di tanam pada media lain.
  3. Kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman  muda (plantlet), kemudian pindahkan ke pot. Jika tanaman tersebut sudah kuat, maka bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian.
Kultur jaringan dapat disimpan dalam suhu rendah sebagai stok atau cadangan. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka jaringan ini dapat diambil dan ditanam. Contoh tanaman yang bisa menjadi objek kultur adalah pisang, mangga, tebu, dan anggrek.

·         Keuntungan dari kultur jaringan adalah sebagai berikut.
a.                   Dalam waktu singkat dapat menghasilkan bibit yang diperlukan dalam jumlah banyak.
b.                  Sifat tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat tanaman induk.
c.                   Tanaman yang dihasilkan lebih cepat berproduksi.
d.                  Tidak membutuhkan area tanam yang luas.
e.                   Tidak perlu menunggu tanaman dewasa, kita sudah dapat membiakkannya.

2.2.3    Peran Bioteknologi Modern Dalam Beberapa Aspek Kehidupan
1.      Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.

2.      Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan penerapan bioteknologi modern. Para ilmuwan telah berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada berbagai tanaman. Prosedur tersebut melibatkan teknik kultur jaringan dan teknik genetika pada bakteri.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya, sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium rekombinasi tersebut diinfeksikan pada jaringan tumbuhan. Bakteri yang digunakan Agrobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan menyebabkan penyakit cron gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan memasuki DNA tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen asing tersebut. Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik.
Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi serangga, gen bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida. Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat gen yang dimasukkan tersebut.








Berikut adalah gambar langkah – langkah penyisipan gen pada tumbuhan.

Ed35-biologi-1

Selain itu, dalam bidang pertanian terdapat beberapa varietas bakteri yang dimanfaatkan untuk membasmi hama tanaman, di antaranya adalah sebagai berikut.
·               Bacillus thuringiensis varietas aizawai efektif membunuh larva ngengat, terutama ngengat diamondback (Plutella xylostela) pada tanaman kubis.
·               Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis efektif membunuh kumbang kentang Colorado (Leptinotarsa decemlineata).
·               Bacillus thuringiensis varietas kurstaki efektif membunuh berbagai ulat tanaman pertanian.
·               Bacillus thuringiensis varietas israelensis mampu membunuh larva nyamuk dan lalat hitam (blackflies).
Bioinsektisida Baculovirus digunakan untuk memberantas hama tanaan budidaya, seperti serangga penggerek jagung, kumbang kentang, hama tanaman kapas, kutu, dan kumbang daun. Baculovirus yang termakan oleh serangga, tidak langsung mematikan serangga, akan tetapi ditularkan pada serangga lainnya, sehingga pada saat tertentu akan menyebabkan kematian serangga secara massal.
Bakteri hasil rekayasa genetika lainnya yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian, yaitu bakteri minus es yang berasal dari keturunan Pseudomonas syringae. Bakteri minus es yang belum direkayasa akan berbentuk kristal es tajam pada kondisi udara dingin, sehingga akan merusak jaringan tumbuhan – tumbuhan yang disebut luka beku (frost injury). Sementara itu, bakteri hasil rekayasa tidak akan membentuk kristal, meskipun mencapai suhu -40C dan mampu berkompetisi mendesak pertumbuhan bakteri biasa.
Dalam pengendalian jumlah hama di suatu ekosistem, dapat digunakan penyemprotan feromon insekta yang sudah dimanipulasi. Feromon adalah substansi yang dikeluarkan oleh organisme untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam satu spesies, misalnya feromon seks yang berfungsi sebagai perangsang atau daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina.

3.      Peternakan
Dalam bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan hormon tersebut disuntikkan pada hewan ternak. Hormon pertumbuhan yang disuntikkan berguna agar ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu, waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan hormon tersebut.
Berikut ini akan diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin, hormon pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.

a)      Vaksin Pencegah Penyakit Ternak
Virus yang menyerang ternak dan paling merugikan adalah virus penyebab penyakit mulut, kuku, dan lidah menjadi berwarna biru. Pada unggas, virus yang menyerang dan merugikan adalah virus penyebab penyakit tetelo (New Castle Disease NCD), sedangkan pada anjing, kucing serta karnivora lainnya adalah virus rabies.
Vaksin untuk penyakit mulut dan kuku dibuat dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen yang mengode pembentukan kulit protein virus (VPI). Kemudian, gen ini disisipkan pada plasmid E.coli.
Protein yang dihasilkan E.coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin yang efektif terhadap virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan lidah biru. Selain vaksin, dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah.


b)     Hormon
Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi daging untuk ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu dekat, hormon sejenis juga akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi daging domba. 
Pembuatan  hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud. Hormon tersebut kemudian disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian nutrisi ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah sering dilakukan.
Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan pada domba penghasil wol. Dengan suntik hormon EGF ( Epidermal Grouth Factor), bulu-bulu domba akan rontok dengan sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah suatu hormon yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi EGF yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat, tetapi helaian rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian tipis helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh rambut tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah lepas dari kulitnya.

c)      Kloning Reproduksi
Contoh lain penerapan bioteknologi modern dalam bidang peternakan adalah kloning. Kloning adalah proses untuk membuat salinan molekul, elektron atau organisme multiseluler yang identik. Pada kloning reproduksi, hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama dengan induknya. Salah satu proses kloning yang terkenal adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut dilakukan pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba hasil kloning ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly, ilmuwan mengisolasi inti sel somatis kelenjar mamae domba dan memasukkannya ke dalam sel telur yang telah dihilangkan inti selnya.
Sel telur yang mengandung inti sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu pembelahan sel. Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut dimasukkan dalam uterus domba betina.
Kloning reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang identik dengan induknya, tetapi ilmuwan mengetahui bahwa kloning mempunyai potensi yang lebih berguna. Para ilmuwan berusaha melakukan kloning reproduksi pada hewan-hewan yang telah punah. Beberapa hewan punah telah dicoba dikloning. Pada 2003, seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian diikuti oleh tiga kucing liar afrika dari embrio yang dibekukan. Hasil ini memberikan harapan bahwa teknik yang sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya.

4.      Pengobatan dan Kesehatan
Penelitian dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk mencari cara pencegahan, diagnosa dan pengobatan pada berbagai kelainan dan penyakit. Terdapat beberapa hasil bioteknologi modern pada bidang pengobatan dan kesehatan, di antaranya hormon, antibodi monoklonal, antibiotik, vaksin, interferon, dan terapi gen pada penderita fibrosis sistik.

a)      Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon steroid kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit arthritis, rheumatik, leukemia, anemia hemafotik dan beberapa penyakit lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara sintetis memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan sejenis kapang, yaitu hi opus arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal dari hewan atau tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis dari Aspergillus, ternyata dapat mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan dan manusia) menjadi senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat diobati dengan hormon insulin. Insulin hasil bioteknologi saat ini sudah dapat diproduksi. Gen manusia yang mengendalikan pembentukan hormon insulin, disisipkan ke dalam bakteri  E-coli.

b)     Antibodi Monoklonal
Setiap saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan zat-zat lain dari lingkungan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan tubuh. Secara alami, manusia dapat menghasilkan antibodi bagi kuman atau antigen tersebut. Namun, agar sistem kekebalan tubuh aktif, tubuh harus pernah diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu bertahan, akibatnya akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang mengandung antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk antibodi pada tubuh yang dapat melawan patogen. Oleh karena kemampuan melawan patogen ini, antibodi monoklonal dikembangkan untuk mengatasi penyakit spesifik.
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan menyuntikkan sedikit antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan merespon antigen dengan menghasilkan antibodi yang secara langsung dapat diambil dari darahnya. Akan tetapi, biasanya antigen direspon oleh beberapa macam sel. Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran berbagai antibodi yang dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi monoklonal. Antibodi yang dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal ini didapat dari kultur sel. Pembuatan antibodi monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati dan sel penghasil tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan antibodi. Adapun sel tumor digunakan karena dapat membelah diri terus-menerus.
Langkah pertama untuk membuat antibodi monoklonal adalah hewan disuntikkan antigen sel B tersebut. Kemudian, sel B hewan diisolasi dan difusikan dengan sel tumor. Hasilnya adalah sel hibrid yang menghasilkan satu antibodi tertentu dan terus membelah. Antibodi monoklonal juga dapat digunakan untuk keperluan diagnosa dan diharapkan dapat menyembuhkan kanker.

c)      Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan organisme yang bersifat patogen. Berikut adalah beberapa jenis dari antibiotik.
·         Penisilin berasal dari jamur Penicillium notatum yang dapat digunakan dalam penyembuhan dari berbagai penyakit akibat infeksi kuman.
·         Sefalosporin merupakan antibiotik yang digunakan untuk beberapa jenis bakteri yang mampu menghasilkan penghambat kerja penisilin. Sefalosporin C dihasilkan oleh jamur Cephalosporium. Jenis sefalosporin lainnya adalah Sefalosporin P dan N.
·         Streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces griseus yang mampu membunuh mikroorganisme yang kebal terhadap penisilin ataupun sefalosporin.
·         Tetrasiklin dihasilkan oleh bakteri Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces rimosus, mampu menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya.
·         Eritromisin dihasilkan oleh Streptomyces erythreus, biasa digunakan pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin.
·         Polimiksin dihasilkan oleh Bacillus polymyxa. Polimiksin B digunakan untuk melawan Bakteri Gram Negatif.
·         Basitrasin dihasilkan oleh Bacillus subtilis. Basitrasin mampu mampu menghambat sintesis dinding sel bakteri dan digunakan untuk melawan Bakteri Gram Positif.

d)     Vaksin
Vaksin adalah mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang telah dilemahkan kemudian dimasukkan ke dalam tubuh orang yang sehat untuk memicu terbentuknya sistem kekebalan. Vaksin dapat berasal dari substansi toksoid bakteri yang sudah tidak berbahaya bagi tubuh. Contohnya vaksin hepatitis, vaksin polio, vaksin campak, vaksin BCG untuk mencegah TBC, serta vaksin DPT untuk mencegah difteri dan tetanus.

e)      Interferon
Interferon adalah sebuah senyawa glikoprotein yang disekresikan oleh sel hewan Vertebrata akibat rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, atau senyawa lainnya. Interferon α dan β merupakan antivirus yang dapat dihasilkan melalui fusi sel. Fusi sel dapat dilakukan terhadap sel organisme  satu spesies maupun beda spesies. Sebelum ada rekayasa genetika, sel manusia merupakan sumber interferon.
Saat ini fusi sel dilakukan dengan teknologi hibridoma, yaitu menggabungkan sel yang mengandung gen tertentu dengn sel kanker yang memiliki pertumbuhan yang tidak terkendali, sehingga dapat dihasilkan interferon dalam jumlah besar. Interferon memberikan harapan pada pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya kanker dan AIDS.

f)       Terapi Gen Pada Penderita Fibrosis Sistik
Penderita fibrosis sistik mengalami kesulitan bernapas karena paru – parunya terisi lendir. Hal ini disebabkan adanya mutasi gen yang mengakibatkan tidak terbentuknya alfa-1-antitripsin (ATT). Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan terapi gen untuk memperbaiki atau mengganti gen – gen penyebab penyakit. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengisolasi gen yang mengode ATT dari orang sehat untuk dimasukkan ke dalam DNA virus. Selanjutnya, virus tersebut diinfeksikan pada paru – paru pasien. Virus akan mentransfer gen pengode ATT yang dibawa dalam sel paru – paru pasien. Dengan demikian, sel paru – paru pasien dapat membuat protein ATT dan pasien dapat bernapas dengan lebih normal.
5.      Energi Alnternatif
Saat ini mulai terjadi krisis bahan bakar minyak bumi sebagai penghasil energi. Dengan bantuan mikroorganisme, para ilmuwan telah berhasil membuat senyawa dan gas – gas yang mampu menghasilkan energi, contoh bioteknologi bidang energi alternatif adalah teknologi biogas. Teknologi biogas muncul karena naiknya harga minyak dunia. Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari lingkungan. Biogas pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 di Denmark. Saat itu, Denmark telah membangun 55 pengolahan biogas. China dan India mulai mengembangkan pengolahan biogas pada tahun 1980-an.
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas metana (CH4) dan bakteri asam. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara. Bakteri metanogen akan secara alami berada dalam limbah organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Contoh bakteri metanogen, yaitu etanobacterium, etanobacillus, etanosarcina, dan etanococcus.
Tahap lengkap pencernaan material organik oleh bakteri metanogen adalah sebagai berikut (wikipedia, 2005):
1)      Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik kompleks diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.
2)      Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia, karbondioksida, dan hidrogen sulfida.
3)      Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk asidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbondioksida, dan asetat.
4)      Metanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.

Kegagalan biogas bisa disebabkan tidak seimbangnya bakteri methan terhadap bakteri asam. Akibatnya, lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang dapat menghambat kelangsungan hidup bakteri metan. Keasaman substrat media biogas yang dianjurkan berada pada rentang pH 6,5–8. Suhu optimum untuk perkembangbiakan bakteri metan adalah 35°C.
Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya reaktor biogas bisa digolongkan dalam dua jenis, yakni fi ed dome dan floating drum. Fi ed dome mewakili konstruksi reaktor yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Adapun floating drum berarti ada bagian pada kontruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas di dalam reaktor biogas.

2.2.4    Contoh Hasil Bioteknologi Modern
1.
Bibit tanaman yang seragam, diperoleh dengan melalui tehknik kultur jaringan. Melalui teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar, Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui kultur jaringan antara lain : Papaver somniferum ( menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp ( menghasilkan jasmine, sebagai bahan parfum aroma melati ).
2.
Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara penggabungan ( fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan teknologi hibridoma / DNA rekombinan.
3.
Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum dan sperma dipertemukan dalam sebuah “ wadah” sehingga terjadi pembuahan.
4.
Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik
5.
Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum ( haploid ) yang telah diambil inti telurnya.
6.
Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari Bacillus thuringiensis
7.
Tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi nitrogen ( gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens
8.
Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda dengan hewan biasa. Misalnya  menghasilkan air susu yang mengandung faktor anti hemofili
9.
Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil rekayasa genetik
10.
Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air yang kurang aktif
11.
antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari rekayasa genetik
12.
Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus
13.
Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan
14.
Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik
15.
Pelestarian spesies langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir punah menggunakan tehknik rekayasa genetik


2.2.5    Contoh Produk Bioteknologi Modern
No
Produk
Kegunaan
1
Interferon
Melawan infeksi, meningkatkan sistem kekebalan
2
Insulin
Mengontrol kadar gula darah (diabetes mellitus).
3
Vaksin
Meningkatkan kekebalan tubuh
4
Penicillin
Antibiotika, melawan infeksi oleh bakteri atau jamur
5
Hormon pertumbuhan
Melawan kekedilan, untuk penyembuhan
6
Beta endorfin
Mengurangi rasa sakit
7
Activator plasminogen
Melarutkan darah beku, mencegah stroke
8
Inferleukun 2
Mengaktifkan sistem kekebalan
9
Antibodi monoklonal
Menyerang dan membunuh sel tumor atau kanker
10
Enzim
Meningkatkan reaksi/biokatalisator baik untuk keperluan manusia maupun industri



2.3  Dampak Penerapan Bioteknologi Bagi Kehidupan
Bioteknologi, terutama rekayasa genetika diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Misalnya, pemenuhan kebutuhan gizi, peningkatan taraf kesehatan, produksi pertanian, serta peternakan. Bioteknologi juga menimbulkan permasalahan – permasalahan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah sebagai berikut.
2.3.1        Dampak Dibidang Lingkungan
a)      Dampak Positif
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pemakaian pestisida, yakni dengan ditemukannya tumbuhan yang tahan terhadap serangan serangga. Selain itu, bioteknologi juga dapat mengurangi pencemaran limbah dengan penggunaan Thiobacillus ferrooxidans untuk memisahkan logam dari bijihnya.
b)     Dampak Negatif
1)      Menimbulkan  kerusakan ekosistem, seperti pada tanaman kapas anti serangga yang berpotensi membunuh serangga yang bukan target, seperti kupu – kupu dan lebah akibat mengisap nektar tanaman tersebut. Akhirnya, dimulailah kepunahan.
2)      Hilangnya plasma nutfah, seperti pada organisme transgenik. Penemuan ini membuat masyarakat cenderung membudidayakan organisme transgenik tersebut, sehingga dapat menimbulkan hilangnya plasma nutfah local (alami).
2.3.2        Dampak Dibidang Sosial Ekonomi
a)      Dampak Positif
Terjadi persaingan untuk mencari tanaman atau hewan varietas baru melalui proses rekayasa genetika yang terjadi dikalangan industri.
b)     Dampak Negatif
Kesenjangan sosial dan ekonomi pada masyarakat karena produk – produk dari petani dan peternak tradisional mulai tersisih dengan adanya produk – produk rekayasa genetika. Hal ini mengakibatkan banyak petani dan peternak tradisional kehilangan mata pencaharian. Petani maupun peternak tradisional yang ingin mengembangkan bibit hasil bioteknologi harus mau membayar royalti kepada pihak penemu bibit tersebut.
2.3.3        Dampak Terhadap Kesehatan
a)      Dampak Positif
Adanya penemuan produk – produk obat maupun hormone hasil rekayasa genetika mengakibatkan produk tersebut lebih mursh dan mudah diperoleh oleh masyarakat.
b)     Dampak Negatif
Penggunaan produk kesehatan hasil rekayasa genetika dapat mengakibatkan timbulnya alergi. Bahkan, beberapa produk transgenik dapat mengakibatkan seseorang menjadi resistan terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Misalnya, seseorang mengonsumsi tomat Flavr Savr yang mengandung gen resistan terhadap antibiotik.
2.3.4        Dampak Etika Moral
Penerapan teknologi kloning yang dikhawatirkan akan diterapkan pada manusia dianggap merendahkan martabat manusia. Kloning pada manusia sangat ditentang karena tidak sesuai dengan etika moral dan melanggar aturan agama. Oleh karena itu, para ilmuwan diharapkan dapat bersikap dan bertindak bijaksana dalam melakukan rekayasa genetika.







BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi molekuler dan sel untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi modern memiliki beberapa ciri yaitu, mulai berkembang sejak ditemukan DNA, organisme  atau  mikroorganisme  digunakan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja genetik suatu organisme yang bermanfaat bagi manusia, peralatan yang digunakan sudah modern, pemanfaatan mikroorganisme ditambah dengan teknologi modern, steril, mampu memproduksi banyak dalam waktu yang singkat, dan kualitas terstandardisasi.
Bioteknologi modern memegang sejumlah peranan dalam beberapa aspek kehidupan, seperti pangan, pertanian, peternakan, pengobatan dan kesehatan, serta energi alternatif. Melaui bioteknologi pula banyak produk yang dihasilkan dalam berbagai varietas hasil rekayasa genetika dan rekayasa biokimia, seperti antibiotik, vaksin, interferon, dan lain sebagainya.

3.2  Saran
reformasi-1998-2.jpgBioteknologi modern merupakan suatu temuan yang sangat memiliki peranan penting dan memberikan banyak manfaat kepada manusia. Akan tetapi, dalam implementasinya diperlukan pertimbangan – pertimbangan yang matang, agar tidak merugikan dan barakibat buruk pada lingkungan. Para ilmuwan diharapkan dapat bersikap dan bertindak bijaksana dalam melakukan praktek bioteknologi modern, khususnya rekayasa genetika.
reformasi-1998-2.jpg
Oleh karena itu, sebaiknya dalam menciptakan produk bioteknologi selalu menggunakan pola pikir ilmiah dan selalu memperhatikan aturan etika dan moral yang ada. Tuhan menganugerahi pola pikir ilmiah agar manusia dapat menggunakannya untuk menciptakan produk – produk yang bermanfaat bagi manusia tanpa menimbulkan dampak negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama.





DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas.2015.Biologi Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika Dan Ilmu Alam Kurikulum 2013.Jakarta:Erlangga

Omegawati, Wigati Hadi, Teo Sukoco, Rumiyati, Siti Nur Hidayah.2015.Biologi Kelas XII Peminatan Matematika Dan Ilmu – Ilmu Alam.Klaten:Intan Pariwara

http://bioteknologibahanbakaralternatif.blogspot.co.id/

KELAS XII MIA 4
KELOMPOK II
ALFI SYAHRI RIDHO
DWI ANGGA NUGRAHA
HADLI RADITA VAMOUR
NURMAWIYA
SITI NURULITA MUTIARA S.
YULIA ANISSA SAVITRI